liktor habrianto

Halaman

  • Beranda
  • Eramuslim
  • Wahdah
  • Arrisalah
  • voa-islam

Minggu, 21 Oktober 2012

ASKEP KECEMASAN

A.   Pengertian
Kecemasan atau anxiety adalah suatu sinyal yang menyadarkan; ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang melakukan tindakan untuk mengatasi ancaman. Kecemasan berkaitan dengan perasaan tidak pasti /tidak berdaya, keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Ganggguan panik dialami lebih kurang 1,7% dari populasi orang dewasa. Angka kejadian sepanjang hidup gangguan panik dilaporkan 1,5% sampai 5%, sedangkan serangan panik sebanyak 3% sampai 5,6%. Gangguan panik sering berlansung menahun, sangat bervariasi pada tiap individu. Dalam jangka panjang, 30% - 40% penderita tidak lagi mengalami serangan panik, 50% mengalami gejala ringan sehingga tidak mempengaruhi kehidupannya, sedangkan sisanya masih mengalami gejala yang bermakna (Elvira, 2008).
B.    Etiologi
Hingga saat ini ada 3 pemikiran yang bisa menjelaskan penyebab dari serangan kecemasan yang dialami seseorang, yaitu:
1. Biologis
Semua manusia memiliki kode ketakutan di dalam gennya, jadi setiap orang sebenarnya memiliki potensi untuk mengalami kecemasan. Tapi kondisi ini bisa sangat mempengaruhi seseorang tapi tidak dengan orang lain. Hal ini kemungkinan turut dipengaruhi oleh ketidakseimbangan senyawa kimia di dalam otak yang membuat kecemasan atau ketakutan menjadi abnormal.
2. Perilaku
Pola-pola perilaku tertentu mengajarkan seseorang bertindak dengan cara berbeda. Misalnya jika sejak kecil seringkali diterapkan perilaku main sendiri atau tidak terlalu bersosialisasi, maka kondisi ini bisa terbawa hingga dewasa yang membuatnya menjadi takut atau cemas untuk berhadapan dengan orang lain.

3. Psikodinamik
Teori psikodinamik berpendapat bahwa beberapa ketakuran berakar dari trauma atau kekerasan di masa kecil seperti pernah diejek atau dipermalukan. Ketakutan ini bisa dilupakan tapi dapat muncul kembali di kemudian hari.
C.   Tanda dan gejala kecemasan
Gejala-gejala kecemasan  ditandai pada tiga aspek :
1.  Aspek biologis/fisiologis, seperti peningkatan denyut nadi dan tekanan darah, tarikan nafas menjadi pendek dan cepat, berkeringat dingin, termasuk di telapak tangan, nafsu makan hilang, mual/muntah, sering buang air kecil, nyeri kepala, tak bisa tidur, mengeluh, pembesaran pupil dan gangguan pencernaan.
2.  Aspek intelektual/kognitif; seperti ketidakmampuan berkonsentrasi, penurunan perhatian dan keinginan, tidak bereaksi terhadap rangsangan lingkungan, penurunan produktivitas, pelupa, orientasi lebih ke masa lampau daripada masa kini/masa depan.
3. Aspek emosional dan perilaku; seperti penarikan diri, depresi, mudah tersinggung, mudah menangis, mudah marah dan apatisme.
D. Rentang Respon
Respon adaptif respon maladaptive
 
Antisipasi ringan sedang berat panik
E.   Proses Terjadinya
Ada reseptor di otak yang menerima neurotransmiter asam gamma-aminobutyric (GABA). Ketika GABA ditransmisikan ke reseptor, neuron diperintahkan untuk berhenti menembak. Generalized Anxiety Disorder ( gangguan kecemasan) terjadi ketika GABA tidak dapat mengikat secara akurat ke sel reseptor, atau ketika ada terlalu sedikit reseptor GABA. Tanpa jumlah yang tepat dari penerimaan GABA, neuron berlebihan akan, menyebabkan orang untuk tidak menerima pesan cukup untuk "berhenti". Hasilnya adalah orang itu terus-menerus tegang, menjadi terlalu cemas dan gelisah. seanjutnya akan memicu peningkatan saraf simpatis yang akan menimbulkan berbagai gejala yang telah disebutkan diatas.

F.    Mekanisme koping
Ketika mengalami ansietas,individu menggunakan berbagai mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya,dan ketidakmampuan mengatasi ansietas secara kontruktif merupakan penyebab utama terjadinya prilaku patologis,yang mengancam ego. Dimana individu menggunakan energi yang lebih besar untuk mengatasi ancaman tersebut.
Ada dua mekanisme koping yang dikategorikan untuk mengatasi ansietas:
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas(task oriented reaction)
Pemecahan masalah secara sadar digunakan untuk menanggulangi ancaman  stressor yang ada secara realistis,yaitu
a. Perilaku menyerang(agresif) :Biasanya digunakan individu untuk mengatasi  rintangan agar memenuhi kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri
Digunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik maupun secara psikologis
c. Perilaku kompromi
Digunakan untuk mengubah tujuan-tujuan yang akan dilakukan atau mmengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.
2. Mekanisme pertahanan ego (ego oriented reaction)
Mekanisme pertahanan Ego membantu mengatasi ansietas ringan maupun sedang yang digunakan untuk melindungi diri dan dilakukan secara tidak sadar untuk mempertahankan ketidakseimbangan.
Adapun mekanisme pertahanan Ego adalah :

a. Kompensasi
Adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
b. Penyangkalan (denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini paling sederhana dan primitif.
c. Pemindahan(displacemen)
Pengalihan emosi yag semula ditujukan pada seseorang/benda tertentu yang biasanya netral atau kurang mengancam terhadap dirinya.
d. Disosiasi
Pemisahan dari setiap proses mental atau prilaku dari kesadaran atau identitasnya.
e. Identifikasi(identification)
Proses dimana seseorang mencoba menjadi orang yang ia kagumi dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran,prilaku dan selera orang tersebut.
f. Intelektualisasi(intelektualization)
Penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk memghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
g. Introjeksi(intrijection)
Mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidak lagi terganggu oleh ancaman dari luar(pembentukan superego)
h. Fiksasi
Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu(emosi atau tingkah laku atau pikiran)sehingga perkembangan selanjutnya terhalang.
i. Proyeksi
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain terutama keinginan. Perasaan emosional dan motivasi tidak dapat ditoleransi
j. Rasionalisasi
Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan yang seolah-olah rasional,sehingga tidak menjatuhkan harga diri.
k. Reaksi foemasi
Bertingkah laku yang berlebihan yang langsung bertentangan dengan keinginan-keinginan,perasaan yang sebenarnya.
l. Regressi
Kembali ketingkat perkembangan terdahulu(tingkah laku yang primitif),contoh; bila keinginan terhambat menjadi marah,merusak,melempar barang,meraung,dst.
m. Represi
Secara tidak sadar mengesampingkan pikiran,impuls,atau ingatan yang menyakitkan atau bertentangan,merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang lainnya.
n. Acting out
Langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang
o. Sublimasi
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam penyalurannya secara normal.
p. Supresi.
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang disadari;pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang;kadang-kadang dapat mengarah pada represif berikutnya.
q. Undoing
Tindakan/prilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari tindakan/prilaku atau komunikasi sebelumnya merupakan mekanisme pertahanan primitif.
G. Data Yang Perlu Dikaji
      a. Faktor predisposisi ( penyebab cemas menurut beberapa teori) :
Menurut teori psikoanalisa
         Kecemasan disebabkan oleh karena ego tidak dapat menengahi 2 elemen ( id - Superego ) yang bertentangan, tibulnya konflik dikarenakan 2 elemen kepribadian antara id dan superego bertentangan.
Teori Interpersonal
        Kecemasan timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan. Cemas berhubungan dengan pengalaman masa lalu seperti perpisahan, kelemahan fisik.
Teori Perilaku
        Kecemasan sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari /mengurangi kepedihan.
Teori eksistensial
               Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistensi dan arti. Konsep inti teori eksistensi adalah bahwa seseorang menjadi menyadari adanya kehampaan yang menonjol didalam dirinya.
Teori Biologi
              Dalam tubuh manusia ada zat kimiawi yang disebut neurotransmiter yang fungsinya sebagai reseptor seperti: (katekolamin, sirotonin, Asetilkolin, Gamma Amino Buteric Acid). Pada orang cemas terjadi peningkatan dopamin, nor-adrenalin serta sirotonin.

b. Faktor presipitasi ( stresor pencetus
           1).  Ancaman terhadap integritas ( ketidakamampuan fisiologi).
                 2).  Ancaman terhadap sistem diri seseorang yang membahayakan identitas  seperti fungsi sosial, harga diri
c. Perilaku
                    Cemas dapat diekspresikan secara langsung seperti perubahan fisiologis tubuh dan perilaku itu sendiri, atau dalam kondisi tak langsung seperti mekanisme koping.


d. Mekanisme Koping
                    Ketidakmampuan mengatasi stres secara konstruksi menyebabkan terjadinya perilaku patologis. Pola yang cenderung digunakan seseorang untuk mengatasi cemas apabila cemas itu sudah berat / menghebat. Cemas ringan sering di atasi tanpa pemikira. Dua jenis mekanisme koping : Orientasi tugas dan orientasi ego
H.   Masalah Keperawatan
1. Pola pernafasan in-efekif
2. Koping individu, in-efektif
3. Kerusakan komunikasi verbal
4. Ansietas
5. Ketidakberdayaan
6. Ketakutan 
I. Pohon Masalah
Kerusakan komunikasi verbal
Koping individu in-efektif
Ansietas
Ketidakberdayaan pola pernafasan in-efektif
Ketakutan


J.    Diagnosa Keperawatan
a. Cemas Berat/panic
Tujuan yang diharapakan :
   - Klien terlindung dari bahaya
   - Klien dapat menyesuaikan dengan lingkungan barunya
  - Klien dapat mengikuti aktifitas yang telah dijadwalkan
  - Klien dapat mengalami kesembuhan dengan berkurangnya tanda gejala
b. Rencana tindakan keperawatan
     1. Lindungi klien dari bahaya
         - Bina hubungan terapeutik : terima terlebih dahulu kehendaknya dan beri        dukungan klien dari pada melawan Kenalkan realitas nyeri yang berhubungan dengan mekanisme koping Jangan fokuskan pada fobia, ritual atau keluhan fisik.
        - Beri umpan balik tentang : perilaku stress, penilaian stresor dan sumber koping
Perkuat ide bahwa kesehatan fisik Berhubungan dengan kesehatan emosi
Kemudian mulailah membuat batasan perilaku mal-adaptif klien dengan cara mendukung
        2. Modifikasi lingkungan yang dapat mengurangi
kecemasan
           - Lakukan cara yang tenang kepada klien
- Kurangi stimulasi lingkungan
           - Batasi interaksi pasien dengan orang lain, untuk meminimalkan menularnya  cemas pada orang lain.
           - Identifikasi dan modifikasi situasi yang mempengaruhi kecemasan
           - Berikan tindakan yang dapat mendukung fisik, seperti; mandi hangat, massage.
        3. Dorong klien melakukan aktifitas yang telah dijadwalkan
- Dukung klien untuk beraktifitas dengan berbagi kegiatan seperti membersihkan ruangan, merawat taman selanjutnya berikan penguatan perilaku produktif secara social
- Berikan beberapa jenis latihan fisik seperti; senam, relaksasi.
- Bersama-sama klien untuk membuat jadwal kegiatan
- Libatkan keluarga atau sistem pendukung lainnya yang memungkinkan
        4. Kolaborasi pemberian obat-obat anti ansietas untuk menurunkan gejal-gejala a. cemas berat
Kolaborasi pemberian obat anti ansietas,
Amati efek samping obat
b. Cemas tingkat sedang
     1) Tujuan Umum
         - Klien dapat mengidentifikasi perasaan cemas
         - Klien dapat mengenali penyebab cemas
         - Klien dapat menguraikan respon koping adaptif dan mal-adaptif
         - Klien dapat melaksanakan 2 respon adaptif untuk mengatasi cemas
K. Rencana Tindakan Keperawatan
      1. Identifikasi perasaan cemas
- Bina hubungan saling percaya
- Bantu klien mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
- Monitor adakah kesesuaian perilaku dengan perasaan
- Validasi pasien tentang perasaan cemasnya semua perubahan dari asumsi yang ada
- Gunakan pertanyaan terbuka , kaitkan perilaku klien dengan perasaan klien
- Lakukan konfrontasi suportif secara bijaksana. (jika perlu)
      2. Kenali penyebab kecemasan klien
- Bantu klien untuk menggambarkan situasi dan interaksi yang mendahului cemas
- Tinjau penilaian klien terhadap; stresor; nilai-nilai yang terancam; timbulnya konflik
- Hubungkan pengalaman klien sekarang dengan masa lalu
         3. Dorong klien untuk menguraikan cara koping adaptif
- Gali bagaimana klien mengatasi cemas dimasa lalu dan bagaimana tindakan yang dilakukan
- Tunjukan efek distruktif dari koping mal-adaptif
- Dorong klien untuk melakukan koping adaptif yang efektif
- Beri tanggung jawab klien
- Bantu klien menilai kembali : nilai, sifat dan arti stressor
- Diskusikan dengan klien manfaat manfaat berhubungan dan akibat kita tidak   berhubungan
         4. Bantu klien melakukan 2 respon adaptif untuk mengatasi cemas
- Bantu klien mengidentifikasi cara untuk membangun kembali : pikiran positif; perilaku adaptif, penggunaan sumber-sumer koping, dan menguji respon koping yang baru
- Beri dorongan untuk melakukan aktifitas fisik dalam menyalurkan energi
- Libatkan orang terdekat sebagai sumber koping/dukungan social
- Ajarkan latihan relaksasi untuk meningkatkan pengendalian diri, relevansi diri serta mengurangi stress.
L. Evaluasi
      1. Evaluasi Subyektif
a) Klien merasa nyaman dalam menjalani perawatan
b) Klien secara bertahap dapat menerima dirinya
      2. Evaluasi Objektif
a). Klien berubah perilakunya , tidak tampak ada gejala marah atau agresif
b). Klien dapat memulai percakapan
M. Terapi Aktifitas Kelompok Yang Sesuai dengan kasus
TAK ORIENTASI REALITA
Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu.
Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitaas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
TUJUAN
Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu
sesuai dengan kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:
1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
2. Klien mengenal waktu dengan tepat.
3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orangorang di sekitarnya dengan tepat.
AKTIVITAS DAN INDIKASI
Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang,
tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas
adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya,
salah mngenal orang lain, tempat, dan waktu.
TAK ORIENTASI (disorientasi) REALITAS
Sesi 1.: Pengenalan Orang
Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama-nama perawat.
2. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain.
Setting
1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat
1. pan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2. Spidol
3. Bola tennis
4. Tape rcorder
5. kaset "dangdut"
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
    - memilih klien sesuai dengan indikasi
    - membuat kontrak dengan klien
    - mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
1.  salam terapeutik : Salam dari terapis kepada klien
2.   evaluasi/ validasi :menanyakan perasan klien saat ini.
3. Kontrak                                                                                                                      a. terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang                              b. terapis menjelaskan atuaran main berikut:
   - jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
     kepada terapis.
   - Lama kegiatan 45 menit
   -Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja
    1. terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien
     2. terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal
     3. terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan di
depan papan nma yang dibagikan
                4. terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara
berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi
               5. terapis menjelaskan langkah berikutnya: tape recorder akan
dinyalakan, saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu kien
ke klien lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang memegang bola
tennis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi dari
klien yang lain (minimal nama panggilan)
               6. Terapis memutar tape recorder dan menghentikan . saat musik
berhenti, klien klien yang sedang memegang bola tennis menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi klien yang lain.
               7. Ulangi langkah f sampai semua klien mendapatkan giliran
               8. Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan
mengajak klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
Evaluasi
-  terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 - terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
-  tindak lanjut terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai
   dengan nama panggilan.
-  kontrak yang akan datang
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan klien yang
diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan, asal, dan hobi
klien lain.
Diposting oleh MUJAHID ALOR di 02.34 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

DIARE


KONSEP DASAR DIARE




I. Pengertian
            Diare adalah keadaan kekerapan dan keenceran buang air besar dimana frekuensinya lebih dari tiga kaliper hari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram.
Diarrhea, salah satu masalah yang paling umum pada masa anak-anak, digambarkan sebagai suatu peningkatan frekwensi Buang Air besar , ketidakstabilan cairan tubuh,, ditandai dengan volume cairan berkurang.
Diarrhea pada masa anak-anak mungkin bisa kronis, yanag disebabkan oleh peradangan  akut atau bukan peradangan .
Diarrhea disebabkan oleh infeksi kuman / virus yang pada umumnya disebut gastroenteritis,  kuman virus Gastroenteritis menjadi penyebab  umum diarrhea pada masa anak-anak usia 1 tahun, apabila penatalaksanaan tidak maka  diarrhea akut dapat mendorong kearah kekurangan cairan yang berlebih, ketidakseimbangan asam basa, dan shock hypovolemic, Diarrhea akut dapat mengancam jiwa bayi dan anak-anak kecil jika cairan tidak segera diganti secara adekuat.

II. Etiologi

A.    Faktor Infeksi

1.      Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
2.      Infeksi bakteri : Vibrio coma, Ecserchia coli, Salmonella, Shigella, Compilobacter, Yersenia dan Acromonas.
3.      Infeksi virus : Entero virus (Virus echo, Coxechasi dan Poliomyelitis), Adeno virus, Rota virus dan Astrovirus.
4.      Infeksi parasit : Cacing, protozoa dan jamur.
5.      Infeksi parental, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alatpencernaan, sepertiOtitis Media Akut, Tonsilopharingitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak dibawah 2 tahun.

B.     Bukan faktor infeksi

1.      Alergi makanan : susu dan protein.
2.      Gangguan metabolik atau malabsorbsi.
3.      Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan.
4.      Obat-obatan seperti antibiotik.
5.      Penyakit usus seperti Colitis ulserative, crohn disease dan enterocolitis.
6.      Faktor psikologis : rasa tahut dan cemas.
7.      Obstruksi usus.

III. Patofisiologi
      A. Gangguan osmotik
                  Makanan atau zat yang tidak dapat diserap menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, hal ini menyebabkan isi rongga usus berlebihan sehingga merangsang usus mengeluarkannya (diare).
B.     Gangguan sekresi
Toxin pada dinding usus meningkatkan sekresi air dan lektrolit kedalam usus, peningkatan isi rongga usus merangsang usus untuk mengeluarkannya.
      C. Gangguan motalitas usus
Hyperperistaltik menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan. Atau peristaltik yang menurun menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan menyebabkan peradangan pada rongga usus sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat hal ini menyebabkan absorsi rongga usus menurun sehingga terjadilah diare.







Mikroorganisme patogen                              Zat – zat sulit diserap


 
Infeksi                                                Peningkatan tekanan osmotik

Peningkatan sekresi aktif cairan                Menarik air dan garam ke dalam usus
 Peningkatan motilitas usus











 
Peristaltik meningkat
 

  Diare
↓
Suden,Rapid extracelluler fluid ( ECF ) Loss
↓
Imbalance in electrolytes
↓
Loss of Intracelluler fluid (ICF)
↓
Celluler dysfunction
↓
Hypovolemic shock
↓
Death
IV. Klasifikasi diare
Tahapan dehidrasi menurut Ashwill dan Droske (1977) :
1.      Dehidrasi ringan : dimana berat badan menurun 3 – 5 % dengan volume cairan yang hilang kurang dari 50 ml/kgBB.
2.      Dehidrasi sedang : dimana berat badan menurun 6 – 9 % dengan volume cairan yang hilang kurang dari 50 – 90 ml/kgBB.
3.      Dehidrasi berat : dimana berat badan menurun lebih dari 10 % dengan volume cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kgBB.
V. Gejala Klinik
      Gejal klinik yang timbul tergantung dari intensitas dan tipe diare, namun secara umum tanda dan gejala yang sering terjadi adalah :
a.      Sering buang air besar lebih dari 3 kali dan dengan jumlah                200 – 250 gr.
b.      Anorexia.
c.       Vomiting.
d.     Feces encer dan terjadi perubahan warna dalam beberapa hari.
e.      Terjadi perubahan tingkah laku  seperti rewel, iritabel, lemah, pucat, konvulsi, flasiddity dan merasa nyeri pada saat buang air besar.
f.        Respirasi cepat dan dalam.
g.      Kehilangan cairan/dehidrasi dimana jumlah urine menurun, turgor kulit jelek, kulit kering, terdapat fontanel dan mata yang cekung serta terjadi penurunan tekanan darah.
VI. Komplikasi
      Komplikasi yang sering terjadi pada anak yang menderita diare adalah :
1.      Dehidrasi
2.      Hipokalemi.
3.      Hipokalsemi
4.      Cardiac disrythmias
5.      Hiponatremi.
6.      Syok hipovolemik
7.      Asidosis.
VII. Penatalaksanaan
      Dasar-dasar penatalaksanaan diare pada anak adalah : (5 D)
1.      Dehidrasi.
2.      Diagnosis.
3.      Diet.
4.      Defisiensi disakarida
5.      Drugs
Pada dehidrasi ringan diberikan :
a.      Oralit + cairan
b.      ASI/susu yang sesuai
c.       Antibiotika (hanya kalau perlu saja)
      Pada dehidrasi sedang, penderita tidak perlu dirawat dan diberikan :
  1. Seperti pengobatan dehidrasi ringan
  2. Bila tidak minum ASI :
1.            Kurang dari 1 tahun LLM dengan takaran 1/3, 2/3 penuh ditambah oralit.
2.            Untuk umur 1 tahun lebih , BB 7 kg lebih : teh, biskuit, bubur dan seterusnya selain oralit. Formula susu dihentikan dan baru dimulai lagi secara realimentasi setalh makan nasi.
     
Pada dehidrasi berat, penderita harus dirawat di RS.
      Pengobatan diare lebih mengutamakan pemberian cairan, kalori dan elektrolit yang  bisa berupa larutan oralit (garam diare) guna mencegah terjadinya dehidrasi berat, sedangkan antibiotika atau obat lain hanya diberikan bila ada indikasi yang jelas. Spasmolitika dan obstipansia pada diare tidak diberikan karena tidak bermanfaat bahkan dapat memberatkan penyakit.



Diposting oleh MUJAHID ALOR di 02.29 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Entri Populer

  • ASKEP KECEMASAN
    A.    Pengertian Kecemasan atau anxiety adalah suatu sinyal yang menyadarkan; ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memu...
  • BAHAYA GHAZWUL FIKRI
              “Beberapa kelompok manusia akan memperebutkan kalian seperti halnya orang-orang rakus yang memperebutkan hidangan.” Empat b...
  • Tidak Manunda Dalam Melaksanakan Hak Orang Lain
                Dalam kehidupan masyarakat muslim ditemui pola hubungan antar warganya bervariasi. Dari sini ajaran Islam terdapat tuntut...
  • ANATOMI MUSKULOSKELETAL
    Dr. Suparyanto, M.Kes ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL TULANG (OSSEOUS) Tulang tersusun atas sel, serat dan matriks Jenis sel tulang ...
  • 17 ALASAN MENJADI PENGIKUT YESUS YANG SETIA
    KAJIAN KRISTOLOGI ISLAM LINTAS KITAB SUCI 17 ALASAN MENJADI PENGIKUT YESUS YANG SETIA HARUS BER”ISLAM” TINJAUAN AL QUR-AN DAN INJIL ...

Feedjit

Mengenai Saya

Foto saya
MUJAHID ALOR
Memantapkan Peran Dakwah Islamiyah dan Tarbiyah
Lihat profil lengkapku

Total Tayangan Halaman

Radio Online Wahdah


popup
Script Suara Wahdah
eramuslim online streaming

jejak pengunjung

Arsip Blog

  • ▼  2012 (54)
    • ►  November (1)
    • ▼  Oktober (11)
      • ASKEP KECEMASAN
      • DIARE
      • Hepatitis
      • KEPUTIHAN
      • Apakah Konsep Ketuhan Yesus merupakan penyelesaia...
      • Tentang Trinitas (Bagian 6 dari 7 tulisan -...
      • Paus " sang Koruptor ajaran Kristen (Bagian 5...
      • Yesus Diberkahi oleh /dengan Roh Kudus. (Ba...
      • The "God Incarnate" concept Konsep Reinkarna...
      • THE CREED OF NICAEA - Piagam Nicaea (Bagian 2...
      • Siapakah Yesus ? Siapakah orang Kristen itu...
    • ►  September (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (28)
    • ►  April (7)
Tema Jendela Gambar. Gambar tema oleh epicurean. Diberdayakan oleh Blogger.