BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hepatitis merupakan peradangan dari sel-sel liver yang
meluas/menyebar,hepatitis yang merupakan jenis yang paling dominal. Luka pada
organ liver dengan paradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah
farmokologi dan bahan kimia dari inhasali, ingesti atau pemberian obatsecara
parenteral (iv). Toxin dan druginduce hepatitis merupakan hasil dari pembukaan
atau terbukanya hepatotoxin, seperti: indusri toxin, alcohol dan pengobatan
yang digunakan dalam terapi medic. Hepatitis kemungkinan terjadi sebagai
infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan virus-virus lainnya:
- Cytomegalovirus
- Virus Epstein-barr
- Virus herpes simplex
- Virus varicella-zoster
Klien biasanya sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan
kemungkinan mempunyai penyakit liver resedu. Meskipun angka kematian penyakit
hepatitits relative lama, pada hepatitis akut bisa berakhir denagn kematian.
B. Tujuan Penulisan
Ø Untuk mengetahui tentang penyakit hepatitis
Ø Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi penyakit hepatitis tersebut.
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan yaitu bagaimana cara kita untuk mengaplikasikan
kepada masyarakat tentang penyakit hepati
BAB
II
TINJAUA
PUSTAKA
A. PENGERTIAN HEPATITIS
Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang
berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis
yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis"
(Wikipedia, 2010).
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131). Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (Patofisiologi untuk keperawatan, 2000;145).
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131). Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (Patofisiologi untuk keperawatan, 2000;145).
Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua
jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai
macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional.
Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F
dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A )
dapat pula hepatitis kronik (hepatitis B,C) dan adapula yang kemudian menjadi
kanker hati ( hepatitis B dan C ) (infeksi.com). Hepatitis
virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).
v Hepatitis A
Hepatitis
A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). HAV menular melalui makanan/ minuman
yang tercemar kotoran (tinja) dari seseorang yang terinfeksi masuk ke mulut
orang lain. Hepatitis A adalah bentuk hepatitis yang akut, berarti tidak
menyebabkan infeksi kronis. (Spiritia, 2005).
Hepatitis A adalah
golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian,
Virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A) penyebarannya melalui kotoran/tinja
penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi,
bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah. Sebagai contoh, ikan atau
kerang yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia
penderita.
v Hepatitis B
Hepatitis B
merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia,
Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan
menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua
penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Proses
penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan
darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B.
v Hepatitis C
Penyakit Hepatitis
C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Proses
penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi),
serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}.
Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi
pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati
dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi
Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.
v Hepatitis D
Pada
anak dengan gagal hati akut perlu dipertimbangkan terjadinya infeksi HDV.
Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan IgM anti-HDV yang pada ko-infeksi HBV
muncul pada minggu ke 2-4, sedangkan pada superinfeksi ditemukan setelah minggu
ke-10 (Meida Erimarisya, FKUNPAD RSHS, 2007).
v Hepatitis E
Penularan
terjadi melalui rute fekal-oral sehingga banyak ditemukan pada populasi dengan
sanitasi dan higiene yang buruk. Penyakit yang ditimbulkan serupa dengan
hepatitis A namun cenderung lebih berat dan lebih banyak menyerang kelompok
usia 15- 34 tahun (Meida Erimarisya, FKUNPAD RSHS, 2007).
B.
PENYEBAB
- Virus
|
Type A
|
Type B
|
Type C
|
Type D
|
Type E
|
Metode transmisi
|
Fekal-oral melalui orang lain
|
Parenteral seksual, perinatal
|
Parenteral jarang seksual, orang ke
orang, perinatal
|
Parenteral perinatal, memerlukan
koinfeksi dengan type B
|
Fekal-oral
|
Keparah-an
|
Tak ikterik dan asimto- matik
|
Parah
|
Menyebar luas, daSpat berkem-bang sampai kronis
|
Peningkatan insiden kronis dan gagal
hepar akut
|
Sama dengan D
|
Sumber virus
|
Darah, feces, saliva
|
Darah, saliva, semen, sekresi vagina
|
Terutama melalui darah
|
Melalui darah
|
Darah, feces, saliva
|
- Alkohol
Menyebabkan
alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
- Obat-obatan
Menyebabkan toksik
untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
C.
PENULARAN
v
Hepatitis
A
Penyakit Hepatitis A memiliki
masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak penularan terjadi, barulah kemudian
penderita menunjukkan beberapa tanda dan gejala terserang penyakit Hepatitis A.
v Hepatitis B
Penularannya
tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah
atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang
menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik
heteroseksual maupun pria homoseksual).Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis
B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa
ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur
Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis
menahun, sirosis dan kanker hati.
Adapun beberapa
hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi saat
melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan
alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B
dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia
produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.
v Hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat
transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai
obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui
hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita “penyakit hati
alkoholik” seringkali menderita hepatitis C.
D. TANDA-TANDA GEJALA
v Gejala Hepatitis A
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll
v Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko.
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko.
v Gejala Hepatitis C
Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap dan Kulit atau mata menjadi kuning yang disebut "jaundice" (jarang terjadi). Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan normal.
Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap dan Kulit atau mata menjadi kuning yang disebut "jaundice" (jarang terjadi). Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan normal.
E. PATOFOSIOLOGI
Pathways
Inflamasi yang
menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh
reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar
dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah
sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada
hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini
menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya,
sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan
digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar
klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi
virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang
memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini
dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan
sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi
masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan
duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin
tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin
yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul
disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan
eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin
oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut
dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan
bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin
terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
F.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIC
1.
Laboratorium
a.
Pemeriksaan pigmen
-
urobilirubin direk
-
bilirubun serum total
-
bilirubin urine
-
urobilinogen urine
-
urobilinogen feses
b.
Pemeriksaan protein
-
protein totel serum
-
albumin serum
-
globulin serum
-
HbsAG
c.
Waktu protombin
- respon waktu protombin terhadap vitamin K
d.
Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
-
AST atau SGOT
-
ALT atau SGPT
-
LDH
-
Amonia serum
2.
Radiologi
-
foto rontgen abdomen
-
pemindahan hati denagn preparat technetium, emas,
atau rose bengal yang berlabel radioaktif
-
kolestogram dan kalangiogram
-
arteriografi pembuluh darah seliaka
3.
Pemeriksaan tambahan
-
laparoskopi
-
biopsi hati
G. KOMPLIKASI
Ensefalopati
hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia
serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan
jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit
ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.
Penyakit Hepatitis
adalah penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan
menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Hepatitis
diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepetitis A,B,C,D,E,F dan G.
Di Indonesia penderita penyakit Hepatitis umumnya cenderung lebih banyak
mengalami golongan hepatitis B dan hepatitis C. namun disini kita akan membahas
pada fokus artikel penyakit Hepatitis A,B dan C.
Ø Penanganan dan Pengobatan
Hepatitis A
Penderita yang
menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama munculnya yang disebut
penyakit kuning, letih dan sebagainya diatas, diharapkan untuk tidak banyak
beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat
untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan
tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.
Ø Penanganan dan Pengobatan
Hepatitis B
Penderita yang
diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan
dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B,
maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan
secara injeksi.
a. Pengobatan oral yang terkenal adalah ;
a. Pengobatan oral yang terkenal adalah ;
Ø Pemberian obat Lamivudine
dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini
digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung
meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor
bersinambungan dari dokter.
Ø Pemberian obat Adefovir
dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi
pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi
ginjal.
Ø Pemberian obat Baraclude (Entecavir).
Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari
pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi
peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini
belum dikatakan stabil.
b. Pengobatan dengan injeksi/suntikan
adalah ;
Pemberian
suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar
ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di
sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A,
INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali
dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini
adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi
sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan
sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian
paracetamol.
Ø Penanganan dan Pengobatan
Hepatitis C
Saat ini
pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon
alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Tujuan Pengobatan
yaitu menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah
perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada
penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita
tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium
awalnya
I. PENCEGAHAN
v Penyakit Hepatitis A
Mencuci tangan
dengan teliti, dan suntikan imunisasi dianjurkan bagi seseorang yang berada
disekitar penderita.
v Penyakit Hepatitis B
Pemberian vaksin
terutama pada orang-orang yang beresiko tinggi terkena virus ini, seperti
mereka yang berprilaku sex kurang baik (ganti-ganti pasangan/homosexual),
pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka yang berada didaerah rentan
banyak kasus Hepatitis B.
v Penyakit Hepatitis C
Pencegahan Hepatitis C belum ada.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis
yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut “hepatitis akut”, hepatitis yang
berlangsung lebih dari 6 bulan disebut “hepatitis kronis”.Hepatitis biasanya
terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A,
B, C, D atau E. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan
obat-obatan. Gejala-gejala hepatitis biasanya yaitu Kelelahan, Demam, nyeri
perut,mual,diare, kehilangan nafsu makan, depresi,penyakit kuning (kulit dan
putih mata menguning/kekuningan), nyeri
yang terasa menusuk di daerah kanan atas perut,kehilangan Berat badan.Adapun
cara penularannya melalui makanan/minuman yang telah tercemar tinja pasien,
menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik
heteroseksual maupun pria homoseksual),Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis
B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan,tranfusi darah,
berciuman.
B. Saran
Dalam hal ini yang perlu
kita lakukan untuk mencegah penyakit ini sebaiknya masyarakat lebih menjaga
diri dari keterpaparan penyakit ini dan lebih dini untuk memeriksakan diri ke
dokter.
Infeksi hepatitis terjadi
dengan menyerang salah satu organ paling penting yaitu hati. Untuk mengurangi
keterpaparan infeksi hepatitis dapat dilakukan usaha-usaha pengobatan sebagai
berikut :
·
Memeriksakan
diri ke dokter
·
Pemberian obat
secara rutin
·
Pemberian
vaksin
·
Menjalankan
pola hidup sehat
·
Hindari
aktifitas berat
Mudah-mudahan
dengan saran yang kami berikan dapat membantu dalam pengurangan jumlah
penderita hepatitis di kalangan masyarakat terutama di Indonesia
Sebagai bahan acuan untuk kita
semua dalam menangani penyakit hepatitis tersebut. Selain itu mari satukan
tekad “lebih baik mencegah daripada mengobati”.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.
Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan
Kritis, EGC, Jakarta.
Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi,
Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan
Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia Pustaka Utama
Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, EGC, Jakarta.
Smeltzer, suzanna C, Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung
Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Reeves, Charlene, et al,Keperawatan
Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta, Salemba Medika.
Sjaifoellah
Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI, jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar