Siapakah Yesus ?
Secara sepintas memang keduanya nampak sama, namun dengan mempelajari Bible dansejarah berdirinya agama Kristen secara lebih seksama, keduanya akan nampak jelas perbedaanya.
Bukan hal yang aneh bahwa banyak orang Kristen yang belum pernah membaca Injil secara utuh, apalagi sejarah tentang berdirinya Kristen itu sendiri. Paling "paling kebanyakan mereka hanya akan pergi ke Gereja dan mendengarkan ceramah dari pemimpin lokal ataupun pendeta, tetapi tidak pernah menanyakan ataupun menyelidiki tentang kebenaran dari yang mereka kotbahkan. Bermacam-macam ajaran yang mereka terima hanya dipercaya apa adanya sebagai suatu hal yang benar,tanpa pernah menyelidiki atau mempelajari apakah hal itu memang berasal dari sumber Injil atau tidak.
Jika kita memulai Kriten sebagai suatu agama, kapan dimulainya serta siapa yang menemukan/ mengajarkan, maka kita akan menemukan beberapa fakta. Orang-orang pertama yang mempercayai serta menjadi pengikut Yesus adalah orang-orang Yahudi.. Yesus sendiri hidup sepenuhnya sebagai seorang Yahudi. Semua pengikut Yesus yang pertama dan selama 200 th mereka melakukan kebaktianya didalam Synegog. Bahkan Gereja pertama yang diketahui keberadanya baru dibangun pada tahun 232 AD, atau dua abad setelah Yesus wafat. Gereja tsb berada diDuraeuphrates 1# (The history of Christianity, a Lion handbook, page 76).
Sampai ahir wafatnya Yesus, Kristen sebagai suatu agama tidak pernah bebas dari agama Yahudi. Bahkan Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia datang bukan untuk mendirikan agama baru, tetapi dia datang untuk melengkapi profercy dari Kitab suci Yahudi (Perjanjian Lama)
" Jangan berfikir bahwa Aku datang untuk menhapuskan hukum yang ada, Aku datang bukan untuk menghancurkan, tetapi melengkapi" (Matius 5:17-18)
Doktrin-doktrin (ajaran-ajaran) yang menjadi dasar agama Kristen, seperti Trinitas, sama sekali tidak berasal dari Injil. Ajaran tentang keimanan kristen yang dipakai sampai abad ke 2 adalah:
" Aku beriman kepada Tuhan yang Maha Agung" (Articles of the Apostolic Creed, Theodore Zahn, p. 33-37) Kemudian antara th 180 dan 210 AD kata Bapa ditambahkan didepan kata Yang Maha Agung
Penambahan kata Bapa ini ditentang oleh banyak Bishops. Bishop Victor dan Zephysius yang serentak menentang penambahan kata Bapa tsb dan mengatakan bahwa merupakan suatu Dosa untuk menampah atau mengurangi sesuatu dari kitab suci. Pada saat itu Rohul Kudus masih diimani sebagai Malaikat yang berderajat tinggi, dan bukan sebagai salah satu kesatuan dengan Tuhan.
Arius sebagai seorang sesepuh yang dihormati, adalah merupakan salah seorang yang percaya bahwa kata Bapa adalah Tuhan, sedangkan kata Anak tidak mempunyai hak atau alamiah yang merupakan kualitas Keabadian, Kesucian dan Keagungan/Ketinggian. Dengan logika Arius sama saja mengatakan bahwa Yesus itu bukan Tuhan. Ada waktu dimana Yesus itu tidak ada, sehingga Yesus itu tidak abadi, dan karena Tuhan itu Abadi maka Yesus bukanlah Tuhan.. #4 (The History of Christianity, a Lion handbook, p. 164).
Arius juga menjelaskan alasanya berdasarkan kitab suci : Yesus mengatakan :
"Bapaku lebih Besar dari pada aku "
"My Father is greater than I" #5 (John 14:28),
"Tidak ada seorang utusan yang lebih besar dari Yang Mengutusnya"
"No messenger is greater than the one who sent him" #6 (John 13:16)
Dengan demikian mempercayai bahwa Yesus itu sama dengan Tuhan merupakan penyangkalan terhadap kebenaran Injil itu sendiri.
Pemakaian konsep Trinitas hanya dilakukan setelah terjadinya oposisi/ perlawanan dari para Bishop yang tidak setuju, serta terjadinya Pertemuan akbar Nicaea pada th 325 AD. Pertemuan Nicaea menghasilkan suatu piagam atau pernyataan dengan mengesampingkan pendapat dan pandangan dari Arius, piagam ini dikenal dengan Piagam Nicaea.
(Bersambung ke bagian 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar