Pemahaman Pembahasan tentang pengertian al-Qur'an (ta’riful Qur’an) mencakup tiga bagian
pembahasan yaitu: definisi al-Qur'an, nama-nama al-Qur'an, dan fungsi atau
kedudukan al-Qur'an
Mukadimah
Pemahaman kaum muslimin ¾ secara umum
¾ terhadap
al-Qur'an masih parsial (juz’i). Hal
itu menyebabkan Al-Qur'an belum difungsikan secara menyeluruh dan utuh. Sebagian
masyarakat memahami al-Qur'an sebagai obat (syifa) saja, maka mereka
memfungsikannya hanya sebatas sebagai penyembuh. Sehingga, Al-Qur'an baru dekat
dengan orang-orang yang sakit, sekarat atau sudah meninggal. Padahal al-Qur'an
sebenarnya lebih dibutuhkan oleh orang-orang yang sehat. Sebagian yang lain
hanya memahami al-Qur'an sebagai kitab bacaan yang pahalanya besar. Pemahaman
yang terbatas ini mendorong masyarakat merasa puas setelah hanya membaca
al-Qur'an. Pemungsian al-Qur'an oleh
masyarakat sangat dipengaruhi oleh pengetahuan (tashawur) dan persepsi mereka terhadap
al-Qur'an itu sendiri. Hal inilah yang membuat pengenalan terhadap al-Qur'an
menjadi sangat penting.
1. Pengertian al-Qur'an (ta’riful Qur’an)
Para ulama tafsir al-Qur'an dalam berbagai kitab ‘ulumul qur’an, ditinjau dari segi
bahasa (lughowi atau etimologis)
bahwa kata al-Qur'an merupakan bentuk mashdar dari kata qoro’a – yaqro’uu – qiroo’atan – wa qor’an – wa
qur’aanan. Kata qoro’a berarti menghimpun dan menyatukan; al-Qur'an
pada hakikatnya merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi satu
ayat, himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan surat menjadi mushaf al-Qur'an.
Di samping itu, mayoritas ulama mengatakan bahwa al-Qur'an dengan akar kata qoro’a, bermakna tilawah: membaca. Kedua makna ini bisa
dipadukan menjadi satu, menjadi “al-Qur'an itu merupakan himpunan
huruf-huruf dan kata-kata yang dapat dibaca”
Makna al-Qur'an secara ishtilaahi, al-Qur'an itu adalah “Firman Allah SWT yang menjadi mu’jizat
abadi kepada Rasulullah yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh manusia,
diturunkan ke dalam hati Rasulullah SAW, diturunkan ke generasi berikutnya
secara mutawatir, ketika dibaca bernilai ibadah dan berpahala besar” Dari
definisi di atas terdapat lima bagian penting:
· Al-Qur'an adalah firman Allah SWT (QS 53:4), wahyu
yang datang dari Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maka firman-Nya
(al-Qur'an) pun menjadi mulia dan agung juga, yang harus diperlakukan dengan
layak, pantas, dimuliakan dan dihormati.
· Al-Qur'an adalah mu’jizat. Manusia tak akan sanggup
membuat yang senilai dengan al-Qur'an, baik satu mushaf maupun hanya satu ayat.
· Al-Qur'an itu diturunkan ke dalam hati Nabi SAW
melalui malaikat Jibril AS (QS 26:192). Hikmahnya kepada kita adalah hendaknya
al-Qur'an masuk ke dalam hati kita. Perubahan perilaku manusia sangat ditentukan
oleh hatinya. Jika hati terisi dengan al-Qur'an, maka al-Qur'an akan mendorong
kita untuk menerapkannya dan memasyarakatkannya. Hal tersebut terjadi pada diri
Rasululullah SAW, ketika al-Qur'an diturunkan kepada beliau. Ketika A’isyah
ditanya tentang akhlak Nabi SAW, beliau menjawab: Kaana khuluquhul qur’an; akhlak Nabi
adalah al-Qur'an.
· Al-Qur'an disampaikan secara mutawatir. Al-Qur'an
dihafalkan dan ditulis oleh banyak sahabat. Secara turun temurun al-Qur'an itu
diajarkan kepada generasi berikutnya, dari orang banyak ke orang banyak. Dengan
cara seperti itu, keaslian al-Qur'an terpelihara, sebagai wujud jaminan Allah
terhadap keabadian al-Qur'an. (QS 15:9).
· Membaca al-Qur'an bernilai ibadah, berpahala besar di
sisi Allah SWT. Nabi bersabda: “Aku tidak
mengatakan alif laam miim satu huruf, tetapi Alif satu huruf, laam satu huruf,
miim satu huruf dan satu kebaikan nilainya 10 kali lipat” (al-Hadist).
Ali bin Abi Thalib berkata: Aku dengar Rasulullah SAW
bersabda: “Nanti akan terjadi fitnah (kekacauan, bencana)” Bagaimana jalan keluar dari fitnah dan
kekacauan itu Hai Rasulullah? Rasul menjawab: “Kitab Allah, di dalamnya terdapat berita
tentang orang-orang sebelum kamu, dan berita umat sesudah kamu (yang akan
datang), merupakan hukum diantaramu, demikian tegas, barang siapa yang
meninggalkan al-Qur'an dengan sengaja Allah akan membinasakannya, dan barang
siapa yang mencari petunjuk pada selainnya Allah akan menyesatkannya, Al-Qur'an
adalah tali Allah yang sangat kuat, cahaya Allah yang sangat jelas, peringatan
yang sangat bijak, jalan yang lurus, dengan al-Qur'an hawa nafsu tidak akan
melenceng, dengannya lidah tidak akan bercampur dengan yang salah, pendapat
manusia tidak akan bercabang, dan ulama tidak akan merasa puas dan kenyang
dengan al-Qur'an, orang-orang bertaqwa tidak akan bosan dengannya, al-Qur'an
tidak akan usang sekalipun banyak diulang, keajaibannya tidak akan habis, ketika
jin mendengarnya mereke berkomentar ‘Sungguh kami mendengarkan al-Qur'an yang
menakjubkan’, barang siapa yang mengetahui ilmunya dia akan sampai dengan cepat
ke tempat tujuan, barang siapa berbicara dengan landasannya selalu benar, barang
siapa berhukum dengannya hukumnya adil, barang siapa yang mengamalkan al-Qur'an
dia akan mendapatkan pahala, barang siapa yang mengajak kepada al-Qur'an dia
diberikan petunjuk ke jalan yang lurus” (HR Tirmidzi dari Ali
r.a.)
2. Nama-nama
al-Qur'an
Di dalam al-Qur'an terdapat banyak nama-nama
al-Qur'an. Dibalik nama itu kita akan memahami fungsi
al-Qur'an.
· Al-Qur'an
Nama yang paling populer adalah al-Qur'an itu
sendiri, Allah menyebutkannya 58 kali. Penyebutan berulang-ulang itu menjadi
peringatan bagi manusia agar dapat memfungsikan al-Qur'an sebagai bacaan agar
mendapatkan petunjuk dalam hidup (QS 2: 185)
· Al-Kitab
Artinya, wahyu yang tertulis. Menurut Syaikh Abdullah
ad Diros, penamaan dengan al-Kitab menunjukkan bahwa al-Qur'an tertulis dalam
mushaf dan hendaknya melekat di dalam hati. Rasulullah bersabda: “Orang yang di dalam hatinya tidak ada
sedikitpun al-Qur'an, bagaikan rumah yang rusak”
(al-Hadist)
· Al-Huda
Artinya, petunjuk (QS 2:2). Sebagai petunjuk
(al-Huda) merupakan fungsi utama dari diturunkannya al-Qur'an (QS 2:185). Kita
tidak dapat menjadikan al-Qur'an sebagai petunjuk jika kita tidak membaca dan
memahaminya, mengamalkannya dengan baik.
· Rahmah
Berarti rahmat, terutama bagi orang-orang yang
beriman (QS 17:82).
· Nur
Berarti cahaya penerang. Konsekuensi dari pemahaman
ini adalah dengan menjadikan al-Qur'an sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup
kita (QS 5:15-16). Kita melihat tuntunan
al-Qur'an, kemudian melangkah dengan tuntunan itu.
· Ruh
Berarti ruh sebagai penggerak (QS 16:2). Ruh
menggerakkan jasad manusia. Dengan nama ini Allah SWT ingin agar al-Qur'an dapat
menggerakkan langkah dan kiprah manusia. Terutama perannya untuk memberikan
peringatan kepada seluruh manusia bahwa tidak ada Ilah selain
Allah.
· Syifa’
Berarti obat (QS 10:57). Al-Qur'an merupakan obat
penyakit hati dari kejahiliyahan, kemusyrikan, kekafiran dan kemunafikan.
· Al-Haq
Berarti kebenaran (QS 2:147).
· Bayan
Berarti penjelasan atau penerangan (QS 3:138; 2:185).
· Mauizhoh
Berarti pelajaran dan nasehat (QS
3:138).
· Dzikr
Berarti yang mengingatkan (QS 15:9).
· Naba’
Berarti berita (QS 16:89). Di dalam
al-Qur'an memuat berita-berita umat terdahulu dan umat yang akan datang.
3. Fungsi
dan kedudukan al-Qur'an
Fungsi utama dari al-Qur'an adalah kitab petunjuk (kitabul hidayah). Di samping itu
al-Qur'an juga memiliki fungsi-fungsi yang lain, antara
lain:
· Kitab berita (an-Naba’ wal akhbar) (QS 78:1-2)
· Kitab hukum dan aturan (al-hukmu wasy syari’ah) (QS 5:49-50)
· Kitab berjuang (Kitabul Jihad) (QS 29:69)
· Kitab pendidikan (Kitabut tarbiyyah) (QS 3: 79)
· Kitab ilmu pengetahuan (Kitabul ‘Ilm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar